Tuesday, April 10, 2007

("Kelopak-Kelopak Jiwa" - Gibran Khalil Gibran)


Di keheningan malam, Sang Maut turun dari hadirat Tuhan menuju ke bumi. Ia terbang melayang-layang di atas sebuah kota dan mengamati seluruh penghuni dengan tatapan matanya. Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang melayang-layang dengan sayap-sayap mereka, dan orang-orang yang terlena di dalam kekuasaan sang lelap.
Ketika rembulan tersungkur kaki langit, dan kota itu berubah warna menjadi hitam legam, Sang Maut berjalan dengan langkah tenang di tengah pemukiman -- berhati-hati tidak menyentuh apapun -- sampai tiba di sebuah istana. Dia masuk dan tak seorang pun kuasa menghalangi. Dia tegak di sisi sebuah ranjang dan menyentuh pelupuk matanya, dan orang yang tidur itu bangun dengan ketakutan.
Melihat bayangan Sang Maut di hadapannya, dia menjerit dengan suara ketakutan, "Menyingkirlah kau dariku, mimpi yang mengerikan! Pergilah engkau makhluk jahat! Siapakah engkau ini? Dan bagaimana mungkin kau masuk istana ini? Apa yang kau inginkan? Minggatlah, karena akulah empunya rumah ini. Enyahlah kamu, kalau tidak, kupanggil para budak dan para pengawal untuk mencincangmu menjadi kepingan!"
Kemudian Maut berkata dengan suara lembut, tapi sangat menakutkan, "Akulah kematian, berdiri dan membungkuklah kepadaku."
Dan si kaya berkuasa itu bertanya, "Apa yang kau inginkan dariku sekarang, dan benda apa yang kau cari? Kenapa kau datang ketika pekerjaanku belum selesai? Apa yang kau inginkan dari orang kuat seperti aku? Pergilah sana, carilah orang-orang yang lemah, dan ambillah dia! Aku ngeri oleh taring-taringmu yang berdarah dan wajahmu yang bengis, dan mataku bergetar menatap sayap-sayapmu yang menjijikan dan tubuhmu yang memuakkan."
Setelah diam beberapa saat dan tersadar dari ketakutannya, ia menambahkan, "Tidak, tidak, Maut yang pengampun, jangan pedulikan apa yang telah kukatakan, karena rasa takut membuat diriku mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya terlarang. Maka ambillah emasku seperlunya atau nyawa salah seorang dari budak, dan tinggalkanlah diriku... Aku masih memperhitungkan kehidupan yang masih belum terpenuhi dan kekayaan pada orang-orang yang belum terkuasai. Di atas laut aku memiliki kapal yang belum kembali ke pelabuhan, dan pada hasil bumi yang belum tersimpan. Ambillah olehmu barang yang kau inginkan dan tinggalkanlah daku. Aku punya selir, cantik bagai pagi hari, untuk kau pilih, Kematian. Dengarlah lagi : Aku punya seorang putra tunggal yang kusayangi, dialah biji mataku. Ambillah dia juga, tapi tinggalkan diriku sendirian."
Sang Maut itu menggeram, engkau tidak kaya tapi orang miskin yang tak tahu diri. Kemudian Maut mengambil tangan orang itu, mencabut kehidupannya, dan memberikannya kepada para malaikat di langit untuk memeriksanya.
Dan maut berjalan perlahan di antara orang-orang miskin hingga ia mencapai rumah paling kumuh yang ia temukan. Ia masuk dan mendekati ranjang di mana tidur seorang pemuda dengan kelelapan yang damai. Maut menyentuh matanya, anak muda itu pun terjaga. Dan ketika melihat Sang Maut berdiri di sampingnya, ia berkata dengan suara penuh cinta dan harapan, "Aku di sini, wahai Sang Maut yang cantik. Sambutlah ruhku, impianku yang mengejawantah dan hakikat harapanku. Peluklah diriku, kekasih jiwaku, karena kau sangat penyayang dan tak kan meninggalkan diriku di sini. Kaulah utusan Ilahi, kaulah tangan kanan kebenaran. Jangan tinggalkan daku."
"Aku telah memanggilmu berulang kali, namun kau tak mendengarkan. Tapi kini kau telah mendengarku, karena itu jangan kecewakan cintaku dengan peng-elakan diri. Peluklah ruhku, Sang Maut terkasih."
Kemudian Sang Maut meletakkan jari-jari lembutnya ke atas bibir yang bergetar itu, mencabut nyawanya, dan menaruhnya di bawah sayap-sayapnya.
Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang -- ke dunia -- dan dalam bisikan ia berkata, "Hanya mereka yang di dunia mencari Keabadian-lah yang sampai ke Keabadian itu."
(dari "Kelopak-Kelopak Jiwa" - Gibran Khalil Gibran)

Monday, April 9, 2007

Diva


Band Boy
Dalam pikiran bruneians, mereka pikir semua orang Indonesia jago nyanyi.
So dengan terpaksalah aku naik panggung hehehehe.

Awayday 2006


Sehari jauh dari kegiatan kerja, stay di hotel, karaoke, pagi lari2 ke round about Jerudong Park balik ke hotel dan sarapan pagi …n kongkow kongkow …n then shopping di the mall … wow nice.
Lihat Pak Abd Rahman sang manager BLNG yang rendah hati, para Superintendents dibelakang.
terima kasih untuk semua kebaikan ini yaa Rabbi.

Jati Sidoarjo 1990



Belum banyak yang saya berikan untuk kedua orang terbaik didunia ini, dan Allah sudah mengambilnya.
Hidup ini sangat terbatas sekali waktunya, bagi yang masih mempunyai orangtua bahagiakan mereka mumpung ada waktu sebab begitu mereka pergi semua pencapaian kita gak ada gunanya lagi, tapi Allah masih memberi last chance yaitu doa kita.
Mom and Dad, maaf segala kesalahan dan keterbatasan kami.
Yaaa Rabbi tempatkan mereka ditempat yang mulia…. disisiMU

Padang 1988


Bersama Keluarga Mas Muhlis, mengelilingi ranah Minang mulai dari Padang, ulak karang, air tawar, lubuk aluang, pariaman, air terjun dan bermalam di Bukit Tinggi dengan jam gadangnya, pagi2 makan gelamai jaguang terus ke embun pagi, turun ke kelok 44 berhenti sebentar di dinau jalan lagi ke sicincin untuk makan siang diatas kolam ikan dengan sambal ladonyo, dilanjutkan ke cindurmato dan balik deh ke Padang.
Thanks Mas Muhlis, mbak Titik untuk hospitality nya.

Pacet 1990


Pacet 1990

Berlibur ke gunung dan mandi air belerang panas di gunung welirang Mojokerto, membersihkan pikiran, hati, kudis dan gatal2

Seria Brunei Darussalam 2006


Seria – Brunei 2006
Tak lengkap hidup rasanya kalau tidak ada arisan lingkungan bagi Ibu2.
Anyway, asal tujuan diletakkan atas dasar yang baik seperti menyambung silaturrahmi, berbagi rasa, berbagi resep hidup / makanan, akan menjadikan hidup ini semakin ringan.
Sayang belum lagi banyak berbagi, belum banyak bicara dan baru satu hari berkumpul sama Mas Iwan dan Mbak Wini yang sumringah yaaaaa sudah pisah lagi deh.
Tapi dengan pencapaian yang seperti itu di Paris, tentu sangat pantas dan tepat untuk di sacrifice, toh silaturrahmi jaman sekarang tidak harus face to face kan.
Semoga keterbatasan kami dimaklumi.
Ok … keep walking

Nieces


Bandung 2004

Yaa Rabbi
Beri mereka tantangan
Jangan beri mereka kemudahan2
Yang mudah lemahkan hati
Yang mudah palingkan muka
dariMU yaaaa Rabbi.
Kuatkan hati
Kuatkan kaki mereka
Agar …..tak mudah jatuh

Bangkok 2003


Bangkok 2003

Dan kemudian anak2 pun tumbuh semakin besar, tetap saling mau mendengarkan dan mau berbicara sampai yang paling rahasia kadang2.
Mendepositokan kepercayaan yang dilakukan dari dini, seperti yang ditulis steven dalam buku best sellernya “ 7 habits the most effective people” memang harus di dilakukan agar ada selalu jembatan itu.
Dan benturannya tetap pada keterbatasan manusia, tapi kalau kita sudah punya model, bagaimanapun prosesnya tetap akan menyerupai model awal tersebut.

Bali 1987



Kintamani Bali 1987

Belum lengkap rasanya mengelilingi Indonesia kalau belum mengunjungi Bali, memilih tinggal di kintamani di sekitar danau batur yang terkenal dingin, tenang dan penuh mystic, whole night kami sulit tidur, karena memang betul2 sepi dengan sedikit penerangan, suara anjing sepanjang malam. Bahkan didalam cottage yang tembus suara karena sebagian dinding dari sesek bambu memaksa kami bicarapun berbisik
Tapi pagi hari mengelilingi danau, wow …. Memang indah.
Kami bercengkerama dengan anak2 ini, memilin rambut dan belajar beberapa patah kata terbahak2 ketawa, menjadikan bulan madu tertunda ini semakin lengkap

Jogjakarta 1992


Jogjakarta 1992
Membesarkan anak2 agar tetap menghargai karya bangsanya, menjunjung tinggi budayanya, memahami sejarah bangsanya dan tetap bersahaja, adalah satu yang kadang2 lepas dari fikiran kita apalagi kalau kita sudah terjebak oleh kemudahan2 hidup dan gemerlapnya karir.
Tapi bagaimanapun Allah akan memberikan signal dan warning begitu kita melanggar aturannya, dan itupun kalau kita mau mendengar dan mau mengerti.
Yaa Rabbi
Ampunkan kesalahan kami
Dan tetaplah jaga langkah kami
Amiiin

SMAN 1 Madiun


SMAN 1 Madiun

Membesar dikota pecel dan brem, menjadikan aku semakin pedas tapi tetap manis hehehe, hanya ada satu teman yang masih in touch sampai saat ini : Satrio wicaksono (Sonny) the joker.

Surabaya 1980


Adik

Kedekatan dan seringnya kumpul bersama dirumah Prie semasa SMP, tentu mendekatkan hubungan whole family, sampai adik2 nya i.e, Dwie dan Trie seperti adik sendiri.
Semoga Allah menjaga hati dan hidup kita amiiin.

Surabaya 1977


Yaa Rabbi ….
Mudahkan hidup bagi orang2 baik
Senantiasa jaga hati mereka
Pelihara langkahnya
Agar mereka tetap menapak dijalanMU.
Agar mereka tidak berpaling dariMU.

SMPN 1 Sidoarjo


SMPN 1 Sidoarjo

Anang, aku, Yudi dan Prie. Empat sekawan A4
Sudah 5 tahun kehilangan kontak, tapi akan ku tracing ntar cuti biar gak mati obornya.
Anang ke SMAN 7 Surabaya, dan akhirnya jadi kapten kapal
Yudi ke SMAN 2 Surabaya , dan akhirnya ahli elecronika ITS
Aku ke SMAN 1 madiun, dan Cuma Akamigas .,not too bad
Prie ke SMAN 3 Malang , dan akhirnya jadi land-scapernya Trisakti.

SMP di Pacet


Pacet, gunung welirang mojokerto 1974.

Wow …. 33 tahun.
Aku, handayani, Yuli, Mien aida, yati dan lilik, semuanya masih ada dalam ingatan karena semuanya baru berlangsung kemarin.
Perjalanan pertama kali keluar rumah, camping bersama teman2 kelas 3 SMPN 1 Sidoarjo ke sumber air panas dan berhawa dingin …. Wonderful.

hanya satu yang gak terlupa, subuh menggigil kedinginan kemudian beberapa teman ikutan termasuk mien aida .. apa ayoo ... mandi air panas pagi2 buta eehhh masih terasa malam ding karena memang masih gelap.

Pamekasan Madura 1967


Bayangkan 40 tahun sudah berlalu, dan anak itu sekarang membesar dan alhamdulillah masih on the track walau kadang2 juga belok.
Kerasnya alam Madura tentu sangat mempengaruhi perjalanan hidup, menjadikan saya lebih berani melangkah, mencoba hal baru seperti nekadnya orang2 Madura, kalau tidak tentu saya tidak akan sampai melangkah sejauh ini.
Diantara mereka beberapa masih saya ingat i.e, Toni hmmm karena dia hafal banyak ayat al Qur’an dan banyak disayang guru.
Dan Yuli, saya ingat karena paling cantik dan kaya hehehehe bahkan rumahnya saya masih ingat.

Yoyok


Dengan jokes yang kadang mengarah kasar dan bahkan kotor, toh kami tetap tetap tertawa terkekeh setiap kali berkumpul, saya sendiri sering berfikir apakah kita patut meninggalkannya hanya untuk menunjukkan bahwa kita telah dewasa, matang dan berwibawa (kata Mas Mirmo “belajar dewasa lah”)
Tak perlu lakukan itu kawan, keep laughting.

Bontang in 1983


Hidup penuh gemerlap di kota besar Surabaya kemudian hijrah dan bekerja ditempat terpencil seperti Bontang, memerlukan kekuatan hati untuk meninggalkan kebiasaan kebiasaan manja kota besar dengan berbagai kemudahannya, begitulah saat itu saya memang memerlukan banyak sacrifice, hanya satu alasan dan tujuan yaitu pencapaian masa depan yang lebih baik.
Tapi bersama teman2 yang mau berbagi dan kegiatan yang natural oriented, tentu semuanya menjadi lebih indah dalam melewatkan waktu dan terasa berjalan begitu cepatnya ……. Banyangkan 24 tahun, fantastic dan semuanya seperti baru kemarin.
Ok …. Guys thanks and keep walking.

Sunday, April 8, 2007

Dubai 2001


Membawa pertama kali seluruh keluarga ke luar negeri dari keterkungkungan hidup selama ini, tentu mebawa pengharapan untuk hidup lebih baik.
seperti hakikat dasar dari Hijrah "pindah dari satu kondisi yang baik menuju kehidupan yang lebih baik" amiiin.
Iu yang selalu dikatakan sahabat2 seperti Mas Bambang Sudiono Dan H Bahri.
Mari kita senantiasa berdoa untuk kebaikan, terutama untuk anak2 kita.

Qatar 2002


4 tahun lebih di Qatar dengan teman2 terbaik di QP dan PERMIQA melengkapi perjalanan hidup dan pengalaman batin yang dalam, seperti kata Mas Marwiji dan Tatit "Sahabat membuat dunia ini semakin indah", thanks Guys ..... Dimanapun hidup, dimanapun kaki berpijak tetaplah seperti ini, tetap jalin tali silaturahmi

Friday, April 6, 2007

Balikpapan Family



Alhamdulillah sampai sejauh ini berjalan, Allah masih dan senantiasa memberi lingdungan terbaiknya kepada keluarga kita.

semoga dihari mendatang Allah memberi kebaikan, kesehatan, iman dan Islam kepada generasi penerus kita ... amiiin.

Jati sidoarjo 1995



Semuanya seperti masih beberapa hari yang lalu.

semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dan memberi tempat yang sebaik2 nya disisinya untuk keluarga yang sudah mendahului kita amiiin.

Tutut Wedding



Keluarga Balikpapan full members.

Equator line


Mengisi hari2 kosong di barak dengan berpetualangan bersama motor Hanoto dan Sih Mirmo Adi yang baru beli

Pusdiklat Pertamina Balikpapan 1981



Mengawali hidup sendiri dengan diterima di PT Badak atau Petamina thaun 1981, membuat hati ini bahagia karena persaingan yang sengit diawal rekruitmen.

Bersama teman2 dan instruktur Bp. Yamin.

Pakde Andri n Qomar



Foto bersama teman2 di barak panas 1982, semuanya dalam keterbatasan tapi sangat bahagia saat itu sebab kami saling mengisi, dengan berbagai kegiatan .... omben2, remi, bilyard, bal2 an dan kegiatan laut yg banyak memakan tenaga dan waktu

Pantai Kersik santan



Bersama teman2 di pantai kersik santan, Sabar, Alfonso, Selamet, Gatot, Aku, Sumarno and MArtin

Motivational Talk



Foto bersama motivator Bp Samsul Arifin dari Jakarta, dan Manager, Para Supt and Staff

Away Day 2007



Foto bersama teman2 Operation di acara Awayday di Hotel Rizqun

Away Day 2006



Foto bersama teman2 di acara Away day di hotel Holiday Lodge

Best MMBO of the Operation Dept


Menjadi best MMBO dalam acara Awayday shift B di Hotel Riverview 2006.
Prize diserahkan oleh GSS Bp. Mohamad Shakespear

Concert in Rizqun Hotel



Gendis in action

Concert 2007



In concert

Tuesday, April 3, 2007

Ytc Mom, Dad, Sut and Yus, alm


Semoga mereka berkumpul di surga, ditempat yang mulia ...
Amiiiiin.

Family gathering 1984 in Kwadengan



Kwadengan di bulan Firtri 1984

Mom and Dad



Yang tercinta Mom and Dad

Jihadiyah



first daughter

Muhlis



anak ke 2

Bambang Sutoto



anak ke 3

Yuswanto, alm



anak ke 4

Firdaus


anak ke 5

Tjindarjadi


anak ke 6

Kokot Prakoso


Kotot Prakoso, anak ke 7

Yusmarini



Yusmarini, anak ke 8

Ahmad Ridha


Ahmad Ridha, anak ke 9

Dien Amini


Dien Amini, Anak Ke 10